Langsung ke konten utama

Kimia Klinik II - Metabolisme Karbohidrat



METABOLISME KARBOHIDRAT

DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
PEMBAHASAN
Pengertian dan Klasifikasi Karbohidrat
Sumber dan Fungsi Karbohidrat
Metabolisme Karbohidrat
Jalur Glikolisis Anaerob
Jalur Dekarboksilasi Oksidatif Piruvat
Siklus Asam Sitrat
Glikogenesis dan Glikogenolisis
Jalur Glukoneogenesis
PENUTUP
Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita melakukan aktivitas baik yang merupakan kebiasaan misalnya berdiri, berjalan, mandi, makan dan sebagainya. Untuk melakukan  aktivitas kita memerlukan energi. Energi yang diperlukan ini diperoleh dari bahan yang dikonsumsi. Pada umumnya, bahan makanan itu mengandung tiga kelompok utama senyawa kimia yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Salah satu penghasil energi terbesar yaitu karbohidrat glukosa. Karbohidrat glukosa merupakan karbohidrat terpenting dalam kaitannya dengan penyediaan energi di dalam tubuh.
Hal ini disebabkan karena semua jenis karbohidrat baik monosakarida, disakarida maupun polisakarida yang dikonsumsi oleh manusia akan terkonversi menjadi glukosa di dalam hati. Glukosa ini kemudian akan berperan sebagai salah satu molekul utama bagi pembentukan energi di dalam tubuh.
Berdasarkan bentuknya, molekul glukosa dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu molekul D-Glukosa dan L-Glukosa. Faktor yang menjadi penentu dari bentuk glukosa ini adalah posisi gugus hidrogen (-H) dan alkohol (–OH) dalam struktur molekulnya. Glukosa yang berada dalam bentuk molekul D & L-Glukosa dapat dimanfaatkan oleh sistim tumbuh tumbuhan, sedangkan sistim tubuh manusia hanya dapat memanfaatkan D Glukosa.
Di dalam tubuh manusia glukosa yang telah diserap oleh usus halus kemudian akan terdistribusi ke dalam semua sel tubuh melalui aliran darah. Di dalam tubuh, glukosa tidak hanya dapat tersimpan dalam bentuk glikogen di dalam otot & hati namun juga dapat tersimpan pada plasma darah dalam bentuk glukosa darah (blood glucose). Di dalam tubuh selain akan berperan sebagai bahan bakar bagi proses metabolisme, glukosa juga akan berperan sebagai sumber energi utama bagi kerja otak. Melalui proses oksidasi yang terjadi di dalam sel-sel tubuh, glukosa kemudian akan digunakan untuk mensintesis molekul ATP (adenosine triphosphate) yang merupakan molukel molekul dasar penghasil energi di dalam tubuh.
Dalam konsumsi keseharian, glukosa akan menyediakan hampir 50—75% dari total kebutuhan energi tubuh. Untuk dapat menghasilkan energi, proses metabolisme glukosa akan berlangsung melalui 2 mekanisme utama yaitu melalui proses anaerobik dan proses aerobik. Proses metabolisme secara anaerobik akan berlangsung di dalam sitoplasma (cytoplasm) sedangkan proses metabolisme anaerobik akan berjalan dengan mengunakan enzim sebagai katalis di dalam mitochondria dengan kehadiran Oksigen (O2).
Rumusan Masalah

  1. Apa pengertian karbohidrat?
  2. Bagaimana pengklasifikasian dari karbohidrat.
  3. Apa saja sumber makanan yang dapat menghasilkan karbohidrat?
  4. Apa saja fungsi dan peran karbohidrat di dalam tubuh?
  5. Bagaimana metabolisme karbohidrat di dalam tubuh?
Tujuan

  1. Mahasiswa dapat mengerti dan memahami pengertian karbohidrat.
  2. Mahasiswa dapat mengetahui pengklasifikasian karbohidrat.
  3. Mahasiswa dapat mengetahui sumber makanan yang dapat menghasilkan karbohidrat.
  4. Mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan peran dari karbohidrat didalam tubuh.
  5. Mahasiswa dapat memahami metabolisme karbohidrat di dalam tubuh.

PEMBAHASAN
Pengertian dan Klasifikasi Karbohidrat
Karbohidrat tersebar luas baik dalam jaringan binatang maupun jaringan tumbuh-tumbuhan. Dalam tumbuh-tumbuhan karbohidrat dihasilkan oleh fotosintesis dan mencakup selulosa yang merupakan rangka tumbuh-tumbuhan serta pati dari sel-sel tumbuhan-tumbuhan. Pada jaringan binatang, karbohidrat dalam bentuk glukosa dan glikogen berperan sebagai sumber yang penting untuk energi bagi aktivitas vital. Beberapa karbohidrat mempunyai fungsi sangat spesifik (misalnya, ribosa dalam asam nukleat dari sel, galaktosa dalam lipid tertentu, dan manosa glikoprotein).
Karbohidrat berasal dari kata karbo = unsur karbon dan hidrat = air = H2O yang berarti unsur C mengikat molekul H2O, dengan rumus kimia:
C.H2O  →  CH2O
Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton. Atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa tersebut bila dihidrolisis; Nama karbohidrat atau ‘hidrat dari karbon’ adalah istilah yang dilontarkan pada masa awal yang dipelajarinya kimia karbohidrat. Banyak dari senyawa senyawa ini mempunyai bobot molekul kelipatan CH2O, misalnya C6H12O6  dan C5H10O5.
Karbohidrat dapat didefinisikan secara kimia sebagai derivat aldehida atau keton dari alkohol / polihidrik (lebih dari satu gugus OH) atau sebagai senyawa yang menghasilkan derivat-derivat ini pada hidrolisis.
Biomolekuler karbohidrat adalah suatu makromolekul senyawa organik dengan BM beberapa ribu sampai 500.000 sehingga rumus kimia karbohidrat ditulis menjadi :
(CH2O)n → C n (H2O)n                    n = jumlah atom C
Makromolekul senyawa organik tersebut berkerangka rantai hidrokarbon. Secara kimiawi, karbohidrat adalah suatu polihidroksiaseton. Suatu senyawa karbohidrat biasanya, diakhiri dengan kata sakarida yang berarti gula (bhs.Yunani) atau dengan kata osa. Nama karbohidrat berasal dari kenyataan bahwa kebanyakan senyawa dari golongan ini mempunyai rumus empiris yang menunjukan bahwa senyawa tersebut adalah karbon “hidrat” yang memiliki perbandingan karbon terhadap hidrogen dan terhadap oksigen adalah 1 : 2 : 1. Sebagai contoh rumus empiris D-glukosa adalah C6H12O6  yang juga dapat ditulis dengan (CH2O)6 atau C6(H2O)6. Walaupun banyak karbohidrat memiliki rumus umum sesuai dengan rumus empiris (CH2O)n, akan tetapi ada beberapa karbohidrat yang tidak memperlihatkan nisbah (perbandingan) tersebut, dan beberapa karbohidrat lain mengandung nitrogen, fosfor, atau sulfur.
Ada tiga kelas besar karbohidrat: monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Kita dapat menghidrolisasikan secara sempurna kedua polisakarida dan oligosakarida untuk menghasilkan monosakarida, dan hidrolisa lebih lanjut tidak menghasilkan molekul apapun yang lebih kecil dari monosakarida. Oligosakarida adalah primer yang terdiri dari dua hingga enam dari satuan monosakarida. Polisakarida seperti pati dan selulosa mengandung beribu-ribu satuan monosakarida yang dihubungkan oleh sambungan-sambungan kovalen yang dapat dihidrolisasikan.
Berdasarkan atas jumlah unit gula, karbohidrat dikelompokkan menjadi tiga golongan utama, yaitu :
1.      Monosakarida, sebagai gula sederhana terdiri dari hanya satu unit polihidroksi aldehid atau keton. Monosakarida adalah sakarida yang tidak dapat dihidrolisis menjadi bentuk yang lebih sederhana lagi. Monosakarida yang paling banyak di alam adalah D-glukosa (yang memiliki 6 atom karbon)
2.      Oligosakarida, terdiri dari rantai pendek unit monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Kebanyakan oligosakarida yang mempunyai tiga atau lebih unit monosakarida, tidak terdapat secara bebas, tetapi digabungkan sebagai rantai samping polipeptida pada glikoprotein dan proteoglikan yang merupakan komponen penting dalam permukaan sel dan sistem penyangga ekstraseluler pada hewan. Disakarida adalah salah satu kelompok senyawa yang termasuk ke dalam golongan oligosakarida. Disakarida adalah karbohidrat yang sama atau berbeda. Rumus empiris disakarida adalah Cn(H2O)n-1.
3.      Polisakarida, terdiri dari rantai panjang yang mempunyai ratusan atau ribuan unit monosakarida. Beberapa polisakarida, seperti glikogen, mempunyai rantai bercabang. Polisakarida yang paling banyak dijumpai pada dunia tanaman, yaitu pati dan selulosa terdiri dari monomer-monomer D-glukosa, tetapi senyawa-senyawa ini berbeda dalam hal cara unit D-glukosa dikaitkan satu dengan yang lainnya.
Sumber dan Fungsi Karbohidrat
Sumber karbohidrat dibagi menjadi 3 golongan yaitu padi-padian, umbi-umbian, dan kacang-kacangan:
·         Padi-padian           : beras, gandum, jagung.
·         Umbi-umbian        : ubi, talas, kentang, singkong.
·         Kacang-kacangan : kacang kedelai, kacang merah, kacang hijau.
·         Wortel dan bit relatif lebih banyak mengandung karbohidrat.
Fungsi utama karbohidrat adalah:
a.       Menyediakan energi bagi tubuh
Sebagian karbohidrat dalam tubuh berada dalam sirkulasi darah sebagai glukosa untuk keperluan sirkulasi darah. Sebagian lagi disimpan sebagai glikogen dalam hati dan jaringan otot. Dan ada juga diubah menjadi lemak sebagai cadangan energi.
b.      Karbohidrat juga sebagai pemberi rasa manis pada makanan
Karbohidrat memberi rasa manis khususnya mono dan disakarida. Bila tingkat kemanisan sukrosa adalah 1 maka tingkat kemanisan fruktosa 1,7; glukosa0,7; maltosa 0,4; laktosa 0,4.
c.       Karbohidrat sebagai penghemat protein
Karbohidrat makanan tidak mencukupi. Protein akan memenuhi kebutuhan energi dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun. Sebaiknya bila karbohidrat makanan mencukupi protein terutama akan digunakan sebagai zat pembangun.
d.      Karbohidrat sebagai pengatur metabolisme lemak
Karbohidrat mencegah terjadinya oksidasi lemak yang tidak sempurna, sehingga menghasilkan keton berupa asam asetoasetat,aseton,dan asam β-hidroksi-butirat. Bahan-bahan ini akan dibentuk dalam hati dan dikeluarkan melalui urine dengan mengikat basa berupa ion natrium. Ini dapat menyebabakan ketidakseimbangan natrium,dehidrasi,pH cairan tubuh menurun. Keadaan ini akan menyebabkan ketosis yang dapat merugikan tubuh. Dibutuhkan antara 50-100gr karbohidrat sehari untuk mencegah ketosis.
Metabolisme Karbohidrat
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup, mulai dari makhluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri, protozoa, jamur, tumbuhan, hewan; sampai kepada manusia, makhluk yang susunan tubuhnya sangat kompleks. Di dalam proses ini makhluk hidup mendapat, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari sekitarnya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen dalam sel hidup. Proses sintesis itu disebut anabolisme dan proses penguraian disebut katabolisme. Semua reksi metabolisme dikatalisis oleh enzim, termasuk reaksi yang sederhana seperti penguraian asam karbonat menjadi air dan karbondioksida, proses pemasukan dan pengeluaran zat kimia dari dan ke dalam sel melalui membran; proses biosintesis protein yang panjang dan rumit; ataupun proses penguraian bahan makanan dalam sistem pencernaan mulai dari mulut, lambung, usus, dan penyerapan hasil penguraian tersebut melalui dinding usus, serta penyebarannya ke seluruh bagian tubuh yang memerlukannya. Hal lain yang penting dari metabolisme adalah peranannya dalam proses pengawaracunan atau detoksifikasi, yaitu mekanisme reaksi pengubahan zat yang beracun menjadi senyawa tak beracun yang dapat dikeluarkan dari tubuh. Anabolisme dibedakan dari katabolisme dalam beberapa hal: anabolisme merupakan proses sintesis molekul kimia kecil menjadi molekul yang lebih besar, sedangkan katabolisme adalah sebaliknya, yaitu proses penguraian molekul besar menjadi molekul kecil; anabolisme adalah proses yang membutuhkan energi sedangkan katabolisme melepaskan energi; anabolisme merupakan reaksi reduksi, sedangkan katabolisme adalah reaksi oksidasi; seringkali hasl akhir anabolisme merupakan senyawa pemula unruk proses katabolisme. Sebagian besar proses metabolisme terjadi di dalam sel, oleh karena itu mekanisme masuk dan keluarnya zat kimia melalui membran sel mempunyai arti penting dalam mempertahankan keseimbangan energi dan materi di dalam tubuh.
Karbohidrat merupakan satu diantara nutrien utama bagi manusia. Di dalam tubuh dijumpai beberapa jalur oksidasi karbohidrat, misalnya: Glikolisis anaerob, Glikolisis aerob, Jalur Glikogenesis dan glikogenolisis, Jalur asam glukoronat, Jalur HMP-shunt (Hexose Mono Phosphate shunt), Jalur gluconeogenesis.
Dan tidak kurang pentingnya adalah jalur oksidasi spesifik bagi monosakarida tertentu.
Jalur glikolisis anaerob
Dikenal pula sebagai jalur Embden-Meyerhof dan berlansung di sitosol sel jaringan tubuh. Jalur oksidasi ini berlangsung tanpa adanya oksigen. Untuk mudah mengingatnya jalur EM dibagi menjadi dua kelompok deretan reaksi :
1.      Kelompok deretan reaksi Heksosa dengan kelengkapannya yang terkait bertitik tolak pada reaksi perubahan glukosa menjadi glukosa-6P dan berakhir pada reaksi pembentukan fruktosa-1,6-bifosfat dari fruktosa-6P.
Diawali oleh perubahan glukosa menjadi Glukosa-6P. Reaksi dikatalisis oleh enzim glukokinase yang bersifat spesifik untuk glukosa dan dapat juga dikatalisis oleh enzim heksokinase yang bersifat umum untuk semua heksosa dan mengkaitkan ATP sebagai sumber gugus fosfat atom C-6 molekul Glukosa-6P yang dihasilkannya.
Perlu kiranya diingat bahwa enzim glukokinase maupun heksokinase bersifat irreversibel. Jaringan hati mengandung enzim Glukosa-6-fosfatase yang dapat membalikkan reaksi kerja enzim glukokinase atau heksokinase tadi secara langsung; tetapi otot tidak mengandung enzim glukosa-6 fosfatase. Selanjutnya, glukosa-6P diubah menjadi Fruktosa-6P. Reaksi dikatalisis oleh enzim mutase yang bekerja secara reversibel.
Berikutnya, fruktosa-6P diubah menjadi Fruktosa-1,6-bisfosfat. Reaksi dikatalisis oleh enzim fosfofruktokinase yang bekerja irreversibel, dan ATP sebagai sumber gugus fosfat pada atom karbon-1 molekul fruktosa 1,6 bifosfatase. Jaringan hati maupun otot mengandung enzim Fruktosa-1,6-bifosfatase, yang membalikkan reaksi kerja enzim fosfofruktokinase tadi secara langsung.
Fruktosa-1,6-bifosfat dipecah menjadi dua molekul triosa, masing-masing 1 molekul gliseraldehid-3P dan 1 molekul dihidroksiaseton-P. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim aldoase yang bersifat reversibel. Reaksi ini merupakan reaksi yang terakhir pada kelompok deretan reaksi heksosa, dan merupakan reaksi awal pada kelompok deretan reaksi Triosa.
2.      Kelompok reaksi Triosa dengan kelengkapannya yang terkait bertitik tolak pada pembentukan 1 molekul Gliseraldehida 3P dan 1 molekul dihidroksiaseton P yang berasal dari pemecahan molekul Fruktosa -1,6-bisfosfat, dan berakhir pada pembentukan asam laktat dari asam piruvat.
Mula-mula dihidroksi aseton-P diubah menjadi gliseraldehid-3P. Reaksi dikatalisis oleh enzim isomerae yang bersifat reversibel. Berarti 1 molekul glukosa menghasilkan 2 molekul gliseraldehid-3P, berarti 1 molekul heksosa menghasilkan 2 molekul triosa.
Berikutnya gliseraldehid-3P dioksidasi sambil mengikat gugus fosfaat pada atom karbon-1 membentuk 1,3-bisfosfogliserat. Sebagai sumber fosfat atom karbon-1 molekul 1,3-bisfosfogliserat bukan ATP melainkan fosfat anorganik yang dijumpai di jaringan. Reaksi dikatalisis oleh enzim dehidrogenase dengan Ko-DH-ase NAD+ sehingga dihasilkan NADH + H+. Reaksi ini bersifat reversibel.
Karena glikolisis Embden-Meyerhof menghasilkan produk akhir asam laktat yang dibentuk dari asam piruvat dan dikatalisis oleh enzim LDH yang memerlukan NADH, maka NADH yang diproduksi dari perubahan gliserald-3P menjadi 1,3-bisfosfogliserat, dapat dipergunakan untuk keperluan ini.
Berarti NADH tersebut tidak memasuki RP (rantai pernapasan), berarti pula reaksi perubahan gliserald-3P menjadi 1,3- bisfosfogliserat tidak menghasilkan molekul ATP dalam perhitungan jumlah molekul ATP yang diproduksi pada rekasi glikolisis EM. Berikutnya gugus fosfat Karbon-1 molekul 1,3-bisfosfogliserat ditransfer ke ADP sehinggan terbentuklah 1 molekul ATP. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim gliserat kinase yang bersifat reversibel.
Berikutnya, terjadi mutasi intramolekul ggus fosfat karbon-3 ke karbon-2 molekul gliserat sehingga dihasilkan 2-fosfogliserat. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim mutase yang bersifat reversibel. Selanjutnya terjadi enolisasi 2-fosfogliserat. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim enolase yang bersifat reversibel dan dihasilkan fosfoenol piruvat (PEP).
Berikutnya, PEP memberikan gugus fosfatnya kepada ADP sehingga dihasilkan ketopiruvat dan ATP. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim Piruvat kinase yang bersifat irreversibel, namun tidak dijumpai enzim lainnya yang mengembalikan secara langsung reaksi tersebut baik di hati maupun otot.
Akhirnya, asam piruvat diubah menjadi asam laktat yang dikatalisis enzim dehidrogenase yang bersifat reversibel dengan Ko.DH-ase NADH yang dihasilkan pada reaksi perubahan gliserarld-3P menjadi 1,3-bisfosfogli-serat tersebut dahulu.
Beberapa tahap reaksi di jalur glikolisis Embden-Meyerhof, dapat dihambat oleh senyawa tertentu sehingga dapat mengganggu jalannya glikolisis EM, misalnya: Yodoasetat menghambat aktivitas enzim gliserald-3P dehydrogenase dan Fuorida menghambat aktivitas enolase.
Jalur dekarkoksilasi Oksidatif Piruvat
Reaksi ini dikatalisis oleh enzim komplek Piruvat DH-ase yang melibatkan koenzim TPP (Thiamin Pyro Phosphate); L(S)2; KoASH; FAD; dan NAD.
Diawali reaksi dekarboksilasi piruvat yang menghasilkan CO2 dan radikal hidroksietil dalam bentuk molekul TPP-hidroksietil. Berikutnya, gugus hidroksietil dari molekul TPP-hidroksietil dioksidasi menjadi asetil, dan selanjutnya gugus asetil dari molekul TPP-asetil ditransfer ke koenzim L(S)2 membentuk asetil- lipoamida.
Berikutnya, gugus asetil dari molekul asetil-lipoamida ditransfer ke Koenzim A membentuk asetat aktif (asetil-SkoA) disertai L- (SH)2. Produk L-(SH)2 tersebut mentransfer elektronnya ke FAD mengasilkan FADH2 dan terbentuk L(S)2, yang dipakai kembali pada reaksi oksidatif dekarboksilasi asam piruvat berikutnya. Selanjutnya FADH2 mentransfer elektronnya ke NAD+ menghasilkan NADH + H+ dan FAD+ dibebasan untuk dipakai kembali seperti L(S)2.
Akhirnya NADH memasuki RP menghasilkan 3 molekul ATP. Berarti dekarboksilasi oksidatif satu molekul asam piruvat menghasilkan 1 molekul asetil-SkoA + 3 molekul ATP.
Siklus Asam Sitrat
Dikenal pula sebagai siklus trikarboksilat (TCA) atau siklus Krebs. Jalur ini berlangsung dengan adanya oksigen. Diawali oleh reaksi kondensasi asetil-SkoA dengan oksaloasetat yang dikatalisis oleh enzim sitrat sintase. Reaksinya bersifat reversibel dan menghasilkan asam sitrat.
Berikutnya, asam sitrat diubah menjadi isositrat yang dikatalisis oleh enzim akonitase. Reaksinya bersifat reversibel. Selanjutnya isositrat diubah menjadi alfa-ketoglutarat yang dikatalisis oleh enzim isositrat dehidrogenase dengan KoDH-ase NAD+. Reaksinya bersifat reversibel dan produk NADH nya memasuki RP menghasilkan 3 molekul ATP.
Berikutnya alfa-ketoglutarat diubah menjadi suksinil-SKoA yang dikatalisis oleh komplek enzim alfa-ketoglutarat dehidrogenase dan KoDH-ase NAD+. Reaksinya bersifat reversibel. Selain NAD+ reaksi ini pun mengkaitkan KoASH. Produk NADH memasuki RP sehingga dihasilkan 3 molekul ATP.
Suksinil-SkoA adalah satu substrat berenergi tinggi, sehingga apabila dia membebaskan KoASHnya yang dikatalisis oleh enzim suksinat tiokinase akan dihasilkan 1 molekul GTP (sinonim dengan ATP). Reaksinya bersifat reversibel.
Selanjutnya suksinat berubah menjadi fumarat yang dikatalisis oleh enzim suksinat dehidrogenase dengan Ko-DH-ase FAD. Produk FADH2 memasuki RP sehingga dihasilakn 2 molekul ATP. Reaksinya bersifat reversibel.
Kemudian fumarat diubah menjadi malat yang dikatalisis oleh enzim fumarase. Reaksinya bersifat reversibel tanpa menghasilkan molekul ATP. Akhirnya malat diubah menjadi oksaloasetat yang dikatalisis oleh enzim malat dehidrogenase dengan Ko-DH-ase NAD+, dan produk NADH memeasuki RP sehingga dihasilkan  3 molekul ATP. Reaksinya bersifat reversibel dan oksaloasetat yang terbentuk dipakai lagi untuk mengawali siklus asam sitrat berikutnya.
Glikogenesis dan Glikogenolisis
Awal reaksi sama dengan jalur EM yaitu reaksi pembetukan glukosa-6P dari glukosa yang dikatalisis oleh enzim heksoskinase atau enzim glukokinase, dan reaksinya bersifat irreversibel. Selanjutnya gugus fosfat C6 dimutasi intramolekuler ke C1 molekul glukosa menghasilkan glukosa-1P. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase yang bersifat irreversibel.
Berikutnya, glukosa-1P dengan dikatalisis oleh enzim UDPG pirofosforilase yang bersifat irreversibel menghasilkan UDPG (Uridin Di Phosphate Glukosa) yang dikenal pula sebagai “glukosa aktif)”. Kemudian, dengan dikatalisis oleh enzim glikogen sintase, atom karbon-1 molekul glukosa dari molekul UDPG membentuk ikatan glukosidat dengan atom karbon-4 residu glukosa terminal dari molekul glikogen primer (yang sudah tersedia sebelumnya); ini merupakan reaksi awal dari reaksi pembentukan molekul glikogen seutuhnya. Apabila rantai glukosida tersebut telah mencapai panjang rantai yang minimal terdiri dari 11residu glukosa, maka dibentuklah titik percabangan yang dikatalisis oleh “branching enzyme” (amilo- 1,4- 1,6 transglukosidase). Cabang yang baru ini memperpanjang rantai glukosida seperti cara yang pertama tadi; dan rantai telah mencapai minimal yang terdiri dari 11 residu glukosa. Ini berlangsung terus-menerus sampai pada akhirnya pohon molekul glikogen terbentuk secara tuntas.


Glikogenolisis
Jalur glikogenolisis bukan merupakan jalur balik glikogenesis yang disebabkan kerja enzim yang bersifat reversibel melainkan masing-masing mempunyai jalur sendiri dengan macam enzim yang berbeda.
Pemecahan ikatan glukosida -1,4- yang dimulai dari bagian terminal setiap rantai cabang yang mengarah ke pangkal percabangan rantai sampai dicapai 4 residu glukosa tersisa dari titik percabangan rantai. Reaksi ini dikatalisis oleh enzim fosforilase spesifik dan dihasilkan glukosa -1P. Unit trisakarida dari residu 4 molekul glukosa yang tersisa tadi dipindahkan ke rantai cabang lainnya. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim glukan transferase; akibat titik cabang -1,6- menjadi terbuka.
Selanjutnya titik cabang -1,6-glukosida yang terbuka ini dihidrolisis oleh “debraching enzyme yang bersifat spesifik”, yang berupa enzim amilo-1,6-glukosidase. Selanjutnya gugus fosfat pada atom C-1 dari molekul glukosa-1P dimutasi intramolekuler membentuk glukosa-6P. Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim fosfoglukomutase yang bersifat irreversibel.
Enzim adenilat siklase mempengaruhi glikogenesis dan glikogenolisis secara tidak langsung adenilat siklase hanya mengkatalisis pembentukan AMP-siklis dari ATP yang bersifat merangsang fosforilase dan menekan glikogen sintase.


Jalur Glukoneogenesis
Glukoneogenesis adalah reaksi pembentukan glukosa yang berasal dari senyawa-senyawa non-karbohidrat misalnya asam-asam amino, senyawa-senyawa intermediate yang dijumpai di jalur-jalur metabolisme. Terutama, gluconeogenesis berlangsung pada keadaan tubuh yang seang mengalami kekurangan glukosa untuk memenuhi energy yang diperlukan oleh tubuh.
Pada jalur glikolisis anerob, yang berlangsung di sitosol, terdapat satu kendala yang sangat tidak mungkin untuk membalikkan reaksi glikolisis anaerob secara langsung dari laktat membentuk kembali glukosa; karena enzim piruvat-kinase, yang mengkatalisis perubahan PEP menjadi keto-piruvat, bersifat irreversibel dan tidak dijumpai enzim lain yang membalikkan secara langsung reaksi yang dikatalisisnya itu. Tetapi hal ini dapat diatasi dengan cara di mana asam piruvat dari sitosol memasuki mitokondria lebih dahulu. Selanjutnya di dalam mitokondria, asam piruvat membentuk oksaloasetat yang dikatalisis oleh enzim piruvat karboksilase.
Kemudian oksaloasetat yang dihasilkan tadi membentuk malat yang dikatalisis oleh enzim malat dehydrogenase dengan Ko.DH-ase NAD+. Selanjutnya malat keluar menembus mitokondria ke dalam sitosol, dan di dalam sitosol, malat membentuk oksaloasetat kembali yang dikatalisis oleh enzim malat DH-ase dengan Ko.DH-ase NAD+.
Akhirnya, di sitosol oksaloasetat membentuk fosfoenolpiruvat yang dikatalisis oelh enzim fosfoenolpiruvat karboksikinase dengan GTP, sebagai sumber gugus fosfat yang terikat dalam molekul PEP. Dengan demikian untuk selanjutnya jalur glikolisis anaerob EM dapat dikembalikan sampai terbentuknya glukosa yang diperlukan. Tetapi hal ini tidak berlaku untuk gluconeogenesis di dalam otot, karena setelah terbentuknya glukosa-6P dari reaksi balik glikolisis anaerob EM, glukosa-6P tidak dapat membentuk glukosa, karena otot tidak mengandung enzim glukosa-6-fosfatase, yang mengkatalisis perubahan glukosa-6P menjadi glukosa. Akibatnya, bila produk asam laktat di otot akan diubah menjadi glukosa, harus ditransfer lebih dahulu ke hati, baru kemudian di hati terjadi pembentukan glukosa dari asam laktat melalui jalur gluconeogenesis tadi. Perjalanan laktat dari otot melalui sirkulasi darah menuju ke hati untuk membentuk glukosa dikenal sebagai siklus asam laktat (siklus Cori). Pada mamalia, gluconeogenesis terutama berlangsung di hati dan ginjal.
Keterlibatan siklus Krebs dan jalur glikolisis anaerob EM terhadap proses gluconeogenesis khususnya yang berasal dari asam-asam amino di dalam jaringan tubuh tampak jelas bahwa pada beberapa senyawa intermediate dari siklus asam sitrat terkait di dalam reaksi gluconeogenesis sebagai tempat masuknya asam amino ke dalam siklus tersebut, misalnya asam aspartate melalui reaksi transminasi menghasilkan oksaloasetat.
Hal yang serupa dialami oleh asam glutamate melalui reaksi transaminase menghasilkan alfa-ketoglutarat. Asam amino lain yang juga membentuk alfa-ketoglutarat adalah histidine, prolin, glutamin, dan arginin.
Begitu pula asam amino tirosin dan fenilalanin membentuk fumarate; isoleusin, metionin, valin, dan propionate membentuk suksinil-SKoA. Asam amino OH-prolin, serin, sistein, treonin, glisin, triptofan, dan alanine membentuk asam piruvat, yaitu satu senyawa intermediate glikolisis anaerob EM, bukan dari siklus Krebs.
Gliserol membentuk dihidroksiaseton-fosfat juga satu senyawa intermediate glikolisis anaerob EM. Asam lemak dengan jumlah atom C genap, lebih dahulu dioksidasi beta akan menghasilkan sejumlah molekul asetil-SKoA; ditambah satu molekul asam propionate apabila asam lemak mempunyai jumlah atom C yang ganjil.
Asetil-SKoA selain memasuki jalur glikolisis aerob dan gluconeogenesis, memasuki juga jalur pembentukan sterol, misalnya; kolesterol, hormone kortikosteroid, hormone seks; dan jalur pembentukan benda keton, misalnya; aseton, aseto-asetat, dan beta-hidroksibutirat (seperti telah diuraikan terdahulu).
Propionate membentuk suksinil-SKoA, yaitu satu senyawa intermediate siklus Krebs, yang sebelumnya lebih dahulu membentuk senyawa intermediate berupa metil-malonil-SKoA.

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan asal usul katanya, karbohidrat berarti unsur C yang mengikat  molekul H2O dengan rumus kimia CH2O. Karbohidrat adalah polihidroksi dari aldehida atau keton atau senyawa yang menghasilkan senyawa-senyawa tersebut bila dihidrolisis. Fungsi utama karbohidrat adalah menyediakan energi bagi tubuh, karbohidrat juga sebagai pemberi rasa manis pada makanan, karbohidrat sebagai penghemat protein, karbohidrat sebagai pengatur metabolisme lemak. Karbohidrat terkandung dalam golongan padi-padian, umbi-umbian, dan kacang-kacangan.
Ada tiga kelas besar karbohidrat, yaitu monosakarida, oligosakarida, dan polisakarida. Hidrolisasis secara sempurna dari polisakarida dan oligosakarida dapat menghasilkan monosakarida, dan hidrolisa lebih lanjut tidak menghasilkan molekul apapun yang lebih kecil dari monosakarida. Oligosakarida adalah primer yang terdiri dari dua hingga enam dari satuan monosakarida, sedangkan polisakarida mengandung beribu-ribu satuan monosakarida yang dihubungkan oleh sambungan-sambungan kovalen yang dapat dihidrolisasikan.
Metabolisme adalah segala proses reaksi kimia yang terjadi di dalam makhluk hidup. Metabolisme meliputi proses sintesis dan proses penguraian senyawa atau komponen dalam sel hidup. Proses sintesis itu disebut anabolisme dan proses penguraian disebut katabolisme. Karbohidrat merupakan satu diantara nutrien utama bagi manusia. Di dalam tubuh dijumpai beberapa metabolisme yang terjadi pada karbohidrat, yaitu glikolisis anaerob, glikolisis aerob, dan glikogenolisis yang merupakan proses katabolisme karbohidrat. Sedangkan, glikogenesis dan glukoneogenesis merupakan proses anabolisme karbohidrat.

DAFTAR PUSTAKA
Hardjasasmita,P:”Ikhtisar Biokimia Dasar B”;Balai Penerbit FKUI Jakarta (1996).
Poedjiadi,Anna. Supriatin, TFM.2012.Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press
Lehninger, Thaenawijaya, Maggy. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jilid I-II. Jakarta:Erlangga.
Stryer, Lubert. 2000. Biokimia, Edisi 4. Jakarta:EGC.
Wirahadikusumah, Muhamad.1985.Biokimioa: Metabolisme energi, karbohidrat, dan lipid. Penerbit ITB Bandung 1985.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ilmu Kesehatan Masyarakat - Konsep Kesehatan Masyarakat

KONSEP KESEHATAN MASYARAKAT DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar Belakang PEMBAHASAN Konsep Kesehatan Masyarakat Upaya Kesehatan Masyarakat PENUTUP Kesimpulan PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan nasional bangsa Indonesia yang tercantum di dalam UUD 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk mencerdaskan kehidupan bang s a, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujan tersebut diselenggarakan program pembangunan nasional secara menyeluruh dan berkesinambungan. Menurut “Undang-Undang Republik Indonesia nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan“   bahwa kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembanguna...

Ilmu Kesehatan Masyarakat - Sumber Daya Manusia Kesehatan

SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan BAB 2 PEMBAHASAN 2.1 Pengertian SDMK 2.2 Prinsip Penyelenggaraan SDMK 2.3 Peraturan SDMK 2.4  Tahapan dalam Mencapai Ketersediaan Sumber Daya Tenaga Kesehatan       2.4.1 Perencanaan SDM Kesehatan       2.4.2 Pendidikan dan Pelatihan SDM Kesehatan       2.4.3 Pendayagunaan Tenaga Kesehatan 2.5 Jenis SDM Kesehatan 2.6 Jumlah SDM Kesehatan 2.7 Masalah SDM Kesehatan 2.8 Strategi Pemerintah dalam Mengatasi Masalah SDM Kesehatan di Indonesia BAB 3 PENUTUP 3.1 Kesimpulan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara alamiah manusia mempunyai misi mempertahankan keberadaannya di muka bumi dalam kondisi lingkungan yang seoptimal mungkin. Hal ini diwujudkan dalam berbagai bentuk upaya manusia untuk menciptakan kehidupan yang aman dan nyaman. (1) Pertambahan penduduk dunia yang ...